Skip to content

tikus mati di lumbung padi . . .

March 28, 2012

Cobalah utk berempati, tertawa itu sehat, tapi banyak tertawa dan bersenang-senang itu akan mematikan hati. Jangan selalu hidup di alam mimpi. Aku dan kamu beruntung, bisa masuk mall dan keluar membawa trolly, tapi mereka, yg hanya melihat dibalik kaca? . . . ah.. pliiss, jika tidak bisa berempati, minimal cobalah utk tidak berbuat yg menyakiti.

Assalamualikum..

hi saudara,, bagaimana kabar mu hari ini?

semoga selalu happy walaupun kadang hopeless melihat pemerintahan di negri ini.

Dulu ketika kecil, ketika saya masih bodoh, saya selalu memandang sinis kepada para pendemo. Kita tau, SBY paling mahir dan paling sering menaikkan harga bbm (secara bertahap). Naik 500perak saja, orang ribut dan berdemo. Dulu, saya heran dan suka mencemooh pendemo. “ah kalian,, bisanya cuma menuntut, kapan lagi bisa menyumbang untuk negeri” itu dulu. Ketika saya masih bodoh.

Barusan, pemerintah menaikkan lagi bbm, dari 4500 menjadi 6000, keciill siih, sanggup beli. Apalagi mobil saya sebenarnya pake solar, jadi nggak ada hubungannya dgn premium. Tapi kok tiba-tiba hati saya rasanya sakiit sekali ya. Sakit karena merasa dizolimi.Saya merasa dizolimi ketika tau bahwa diatas itu smua, mereka berpesta menggunakan uang kami. Hak kami. Mereka seenaknya menguras bumi kami, tempat tinggal kami (http://infoindonesia.wordpress.com/2009/06/30/selama-kekayaan-alam-dirampok-asing-indonesia-akan-terus-miskin/ ). Tiba-tiba saya sakit. Ketika mereka belum puas untuk terus mencekik kami… sampai mati. 6000 nominal yg kecil sekali. Tapi  kita tau dampaknya sangat besar bagi kelangsungan hidup (klo yg ini saya mendengar cerita mereka-yang miskin- langsung dari mulut mereka

Baru saya sadar, persis seperti yang dikatakan seorang teman. Sebenarnya ini bukan tentang masalah sepele uang Rp6000,00 untuk seliter minyak… tapi ini tentang sikap, ketika mereka tidak lagi peduli, semena-mena terhadap penderitaan rakyat…
ini bukan tentang kepingan-kepingan rupiah itu… ini tentang telinga pemerintah yang selalu tuli… tentang mata yang selalu buta… tentang mulut yang selalu bungkam… tentang hati yang selalu tak setia…

ya.. saya merasakannya, dan kini saya baru tau arti kemarahan mereka.

Lalu, ada sekelompok orang yang pro kenaikan bbm, entahlah apa alasan mereka, klo boleh saya klasifikan, kelompok pro bbm diantaranya adalah (1) anak muda yang semau gw biasanya cuma bisa happy dan otaknya di bawah rata2 alias nggak mikir yg lain (2) para (k) aparat pemerintah yg sering menerima keuntungan dari pemerintah (lah wong dia menghambanya di sana) -utk yg ini saya maklum- (3) org yg concern-nya ke lingkungan bisa dibilang pecinta lingkungan tapi setengah2 (4) orang yg nggak banyak kebutuhan hidupnya -orang muda baru meniti karir, baru bisa megang duit dikit dan bingung mw diapain duitnya :D, tapi jg nggak bergaul dengan wong cilik jadi kurang empati. (4) dan yg terkhir adalah org yg memiliki kepentingan masing2.misalny org yg jual bensin eceran 😀 atw para pejabat yg takut dipecat,dsb.

Nah mereka diatas ini, diantaranya adalah yg pro bbm. Ada yg bilang setiap hari beli rokok 12000 sanggup, tapi beli bensin 6000 nggak mau. Hag, bodoh sekali. Sepicik dan sekecil itu pikirannya ya. Dan seperti yang saya katakan di atas ini sebenarnya bukan ttg besar atw kecilnya kenaikan, tapi dampak dari kenaikan itu, semuaa ikut naik. Dan itu yg membuat mereka yg hidupny paspasan semakin tercekik. Padahal menurut para ahli ekonom, mantan mentri keuangan, dll bahwa tdk pernah ada subsidi bbm (http://muslimdaily.net/opini/opini-17/anggito-abimanyu-selama-ini-tidak-pernah-ada-subsidi-bbm.html). Bahwa dgn harga yg sangat murah dizaman pak harto pun, pemerintah selalu surplus :(.

Lalu, ada lagi kelompok pro bbm yg membandingkan harga bbm kita yg lebih murah dari negara tetangga. Itu wajar kawan. Kita adalah penghasil minyak, wajar jika kita tidak mahal. Sama halnya palembang kota saya yg banyak  hasil minyaknya sehingga tidak pernah ngantri minyak. Atau sperti kata Gie, klo mw jujur, minyak itu nggak ada harganya di negara kita, lah wong punya kita. tapi ya nggak ditelan mentah-mentah gitu jg lalu akhirnya kita semena-mena menggunakan minyak.

Salah seorang yang pro bbm berpendapat bahwa dengan bbm naik otomatis jadi menghemat penggunaan premium dan sama dengan menolong bumi. Saya maklum, tapi nggak adil juga jika akhirnya rakyat kecil yg harus menderita dengan kenaikan ini (ingat bukan menderita karena minyaknya, tapi sektor lain yg terkena imbasnya). Untuk menghemat penggunaan minyak saya rasa masih banyak  cara, misalnya terus mengkampanyekan bike to work, atau sekalian kasih pajak yg sangat tinggi utk para pemilik kendaraan biar mikir dua kali kalo mau membeli mobil atau motor banyak-banyak. itu MoGe nggak usah diproduksi lagi, atau mobil-mobil yg boros bensin musnahkan saja. minimal tanam pohon di rumah kamu, dan tidak menggunakan plastik itu sangat membantu peremajaan hasil bumi. masih banyak cara kalau alasannya safe energy, cara yg tidak menyakiti banyak rakyat.

yaaa. memang, tak bisa dipungkiri, banyak kepala pasti beda pemikiran. saya maklum itu. maaf kalau ada yg tidak berkenan.

cobalah utk berempati, tertawa itu sehat, tapi banyak tertawa dan sering bersenang-senang itu akan mematikan hati. jgn selalu hidup di alam mimpi. aku dan kamu beruntung, bisa masuk mall dan keluar membawa trolly, tapi mereka, yg hanya melihat dibalik kaca? . . . ah.. pliiss, jika tidak bisa berempati, minimal cobalah utk tidak berbuat yg menyakiti.

From → Uncategorized

Leave a Comment

Leave a comment